Tanjungpinang, (digitalnews) – Pemilihan Calon Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memjadi sorotan salah satu Akademisi sekaligus dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisipol) Kota Tanjungpinang, Zamzami A Karim.
Ia berpandangan akan bagus ada banyak calon Gubernur Kepri pada bursa Pilgub Kepri ke depan.
“Salah satunya Yan Fitri. Beliau harus berani memilih untuk maju sebagai calon Kepri 1 bukan sebagai calon wakil,” ujarnya, Kamis (18/04/2024).
“Bisa jadi beliau merupakan figur alternatif alias kuda hitam di tengah mengerasnya polarisasi dua figur yang selama ini tidak bisa akur yaitu, Ansar vs Rudi,” sambung Zamzami.
Alumni UGM ini mengatakan, Yan Fitri harus mampu menawarkan alternatif langkah-langkah politik untuk membangun Kepri ke depan.
Menurut Zamzami, kalau Rudi saat ini mengandalkan kekuatannya sebagai Kepala BP Batam plus Wako Batam yang anggaran dan penduduknya terbesar di Kepri.
Lain halnya, Ansar Ahmad. Sebagai incumbent tentu akan mengandalkan ketokohannya sebagai figur ramah, good looking, sekaligus penceramah yang komunikatif dan berpengalaman di parpol maupun di pemerintahan.
“Ansar Ahmad tentu saja akan mengusung keberlanjutan rencana besarnya yang belum terealisasi, misalnya Jembatan Babin, Propinsi Natuna, mengayomi RT dan RW, SLTA gratis,” sebut Zamzami.
Zamzami berpendapat, tentu Yan Fitri harus menawarkan alternatif lain yang juga kuat dan mampu memikat hati para pemilih. Misalnya, kemampuannya untuk menyatukan kelompok-kelompok atau golongan di tengah masyarakat.
“Yan Fitri harus bisa menciptakan situasi aman dan stabil bagi keberlangsungan investasi, sekaligus melindungi warga Melayu dari penggusuran di atas tanah adat mereka. Berani nggak seorang Yan Fitri mengambil jalan demikian?” ucapnya.
Sementara kata Zamzami untuk titik lemah Rudi dan Ansar adalah kurangnya empati kepada masyarakat Melayu di Rempang yang terancam digusur dari kampung mereka sendiri. (*)
Penulis: Era