Lingga, (digitalnews) – Mudah-mudahan rencana ini terealisasi, menjadikan Daik Lingga, Desa Mepar dan Desa Panggak Darat sebagai pusat wisata budaya dan religi.
Tentu keinginan ini tidak terlepas dari sejarah budaya yang kaya di tempat-tempat tersebut.
Daik, sudah dikenal sebagai pusat peradaban sejak Sultan Mahmud Riayat Syah III memimpin.
Menurut Bupati Lingga Muhammad Nizar, Daik merupakan budaya melayu yang kental, nilai-nilai keagamaan yang kuat dengan megahnya Masjid Jami’ Sultan Lingga.
Mepar dengan ragam cerita dan budaya dan benteng pertahanan yang kokoh sebagai pintu masuknya Kota Daik.
“Peran pemerintah daerah ini sangat perlu untuk mengangkat kembali kejayaan tempat-tempat ini dengan persiapan-persiapan yang matang sebagai daerah wisata,” kata Nizar, Rabu, (19/02/2022).
“Dan, tentunya, semangat ini juga perlu dorongan dan dukungan serta peran serta masyarakat,” tambahnya.
Untuk menwujudkan itu semua, Nizar melakukan diskusi dengan Dinas Perkim, PUPR dan Dinas Kominfo, terkait rencana pemindahan pusat penyiaran Radio Bunda Tanah Melayu.
Kemudian, Dinas Penanaman Modal dan PTSP terkait rencana relokasi kantor yang berada di laman Hangtuah.
“Insyaallah, Rencana penataan Kota Daik, yang dimulai dari Laman Hangtuah, berjalan tahun ini,” harap Nizar.
Selanjutnya, Nizar melakukan diskusi dengan Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Kecamatan Lingga, LAM serta PKK membahas tentang rencana program penerapan dan pelestarian budaya, sosialisasi sampai ke tingkat pelajar untuk lebih mengenal kesultanan Riau- Lingga- Johor- Pahang yang dijalankan beringinan dengan rencana baik.
“Hal ini saya lakukan demi menjadikan Daik, Mepar dan Panggak Darat sebagai pusat Wisata Budaya dan Religi,” pungkasnya.
Semoga apa yang diimpikan Bupati Lingga M.Nizar ini dapat terlaksana sesuai apa yang diinginkan masyarakat bersama pemerintah Kabupaten Lingga. (*)
Penulis: Era
