Tanjungpinang, (digitalnews) – Selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Komisi Pemilihan Umum (KPU) tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota, selalu mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, untuk selalu mengedepankan cara-cara damai. Lebih tegasnya, Pilkada Damai.
Namun, setelah awak media ini telusuri, mulai dari pemasangan alat peraga kampanye (APK), terlihat ketidak patuhan tim pasangan calon (Paslon).
Pasalnya, Pilkada Damai yang digembor-gemborkan oleh KPU di daerah, tidak menjadi halangan bagi tim atau LO paslon untuk berbuat yang mereka inginkan.
Contohnya, beberapa APK Paslon 02, Lis-Raja yang terletak di beberapa titik, yang berdampingan dengan paslon 01, Rahma-Rizha, dirusak oleh orang tak dikenal (OTK).
Apakah itu yang namanya Pilkada Damai? Akan hal itu, saat awak media ini, konfirmasi ke Lis Darmansyah, yang merupakan Calon Wali Kota Tanjungpinang, Nomor Urut 2, sangat menyayangkan adanya kejadian merusak APK miliknya.
“Tim ada yang melaporkan ke saya, bahwa sejumlah APK dirusak oleh OTK. Namun, hal itu tak menjadi hambatan bagi Lis-Raja, untuk mengelukan pilkada damai setiap melaksanakan kampanye,” katanya, kepada awak media ini, Rabu (30/10/2024).
Menurut Lis, yang namanya kampanye damai itu, jangan hanya diutarakan di mulut saja. Tapi, juga dilaksanakan secara santun dan bijak agar menghindari gesekan dan hal-hal yang tidak diinginkan bersama.
“Saya tegaskan, dengan adanya pengrusakan sejumlah apk di beberapa titik, saya tidak akan membalas dengan cara merusak pula,” ujarnya.
“Malah, saya jadi lebih semangat untuk terus berkampanye dengan sopan, santun, dan beretika, di tengah-tengah masyarakat,” sambung Lis.

Lanjut Lis, tim paslon nomor urut 2, tidak akan membalas, apa yang terjadi beberapa hari ini di lapangan. Karena, yang namanya pesta demokrasi, tentu dijalankan bahagia, suka, dan cita.
“Terkait adanya pengrusakan dimaklumi saja. Semua tidak ada yang sempurna, pasti ada krikil-krikil. Ibarat seperti kita jalani hidup, kan ada hal-hal kecil terjadi,” ucapnya.
“Seperti contoh, ada hiasan yang tertiup angin, mungkin air yang tumpah dan lain2. Itu bagian hal-hal yang namanya pesta,” tambah Lis, lagi.
Artinya, kata Lis, dalam proses pilkada ini, ada sedikit persoalan-persoalan dan itu hal yang lumrah dan biasa. Yang penting, lanjut Lis, cara kita menyikapi saja.
“Kita berpikiran positif saja, tidak perlu membesarkan hal-hal yang kecil dan juga tak boleh mengecilkan hal-hal yang berdampak besar,” sebutnya.
“Terpenting, saya dan pasangan saya, dan tim tetap komitmen dalama menjaga kondusifitas pelaksanaan pilkada dan pesta demokrasi berjalan dengan baik, bahagia, suka, dan cita. Itulah hakekatnya dari sebuah pesta demokrasi,” pungkas Lis. (*)
Penulis: Era