Tanjungpinang, (digitalnews) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tanjungpinang, melaksanakan Media Gathering di Cafe Qozy, Jalan R.H.Fisabilillah, Km 8 atas, wilayah setempat, Sabtu (16/11/2024).
Kegiatan itu.mengusung Tema ‘Bersama Media Membangun Komunikasi Publik yang Sinergi, Kondusif, dan Edukatif dalam Rangka Pengawasan Pemilihan Serentak Tahun 2024’.
Kegiatan itu dihadiri oleh rekan-rekan awak media perwakilan dari berbagai organisasi wartawan, stakeholder terkait, KPU, dan dihadiri narasumber kegiatan, Nikolas Panama.
Dalam kesempatan itu, salah satu Komisioner Bawaslu Kota Tanjungpinang, Rapida, karena masa pencoblosan tinggal beberapa hari lagi, Bawaslu mengajak media ikut berperan dalam pengawasan di lapangan.
“Kita berharap, bersama-sama media, awasi jalannya Pilkada,” ujarnya.
“Sesuai dengan tema yang kita usung, Bawaslu akan selalu bersinergi bersama rekan-rekan dalam membangun komunikasi di lapangan, agar Pilkada di Tanjungpinang berjalan dengan lancar dan kondusif,” tambah Pida.
Nanti, lanjut Pida, pada 20 November yang akan datang, Bawaslu akan meminta kepada rekan media untuk mempublis beberapa TPS yang diperkirakan rawan di kota ini.
“Hal ini merupakan instruksi langsung dari Bawaslu RI. Jadi, wajib dipublis ke publik nantinya. Dengan tujuan mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak kita inginkan bersama, di TPS rawan tersebut,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Bawaslu Tanjungpinang, Muhammad Yusuf, menyebutkan bahwa, kegiatan ini sengaja pihaknya buat, atas dasar desakan media.
Lalu, kata kata Yusuf, terhitung hari ini, maka 10 hari lagi sampai lah hari pencoblosan. 24 November, merupakan masa tenang.
“Supaya Pilkada kita bisa berkualitas, masyarakat bisa proaktif hadir ke TPS,” ucapnya.
Penutup, Yusuf saat ini sangat menyayangkan terkait Pilkada tahun ini. Serta, begitu miris kondisi masyarakat, tehadap pengawasan pemilu.
“Maka, kami mengharapkan masyarakat tidak menerima serangan fajar atau dalam bentuk apapun, yang mempengaruhi pemilih. Kami ingin, ada pemilih cerdas yang tidak menerima money politic,” imbuhnya.
“Kami sering dijadikan kambing hitam, tak usah bagi-bagi, ada bawaslu kan begitu. Jadi seharusnya, peserta pemilu memberikan edukasi, bahwa tidak boleh bagi-bagi yang dilarang dalam kampanye,” pungkas Yusuf. (*)
Penulis: Era