Natuna, (digitalnews) – Kekecewaan nelayan Kecamatan Serasan terkait langkanya minyak Solar di SPBU Nelayan yang dikelola PT Sindu Widia Tama segera terjawab.
Saat dikonfirmasi awak media ini, Kabag Ekonomi Sekdakab Natuna Wan Syazali awalnya heran terkait langkanya Solar di SPBU Nelayan itu.
Pasalnya, distrubusi solar di SPBU itu sangat cukup untuk kebutuhan nelayan yang ingin membeli untuk keperluan mencari ikan.
“Tahun 2021 di SPBU Nelayan itu distribusi solar sebanyak 27 Kl perbulan,” katanya, Senin (28/03/2022).
“Kalau tak cukup, itu tak mungkin,” tambah Ijal sapan akrabnya Kabag Ekonomi itu.
Ia menjelaskan, untuk distribusi solar yang diperuntukkan nelayan di Serasan itu tahun 2022 ini bertambah.
“Saya heran juga kalau nelayan di Serasan tak dapat membeli Solar di SPBU itu,” sebutnya.
Terkait hal itu, Kabag Ekonomi akan segera memanggil Camat dan Kades yang ada di Serasan untuk menindak lanjuti permasalahan ini.
“Kita juga akan bekerjasama dengan intansi terkait untuk mengawasi apa yang menjadi kendala sehingga nelayan setempat tidak mendapatkan Solar sebagai kebutuhan melaut,” ujarnya.
Sementara, Direktur PT Sindu Widia Tama Pengelola SPBUN Iwan tak dapat menjawab saat dihubungi lewat ponselnya karena jauh dari jangkauan.
“Tak dengar bang. Saya di Tanjung Buton,” katanya.
Namun awak media ini kembali mencoba melayangkan sms ke lonselnya namun sampai berita ini diposting tidak menjawab.
Sebelumnya diberitakan, Adanya SPBU di suatu wilayan sangat diidamkan setiap warga masyarakat di daerah pulau-pulau di Kepri.
Tapi, lain halnya di Serasan, Kabupaten Natuna.
Kehadiran SPBU Nelayan di Serasan diduga sangat mengecewakan sebagian nelayan di daerah itu.
Pasalnya, SPBU itu masih belum mampu melayani kebutuhan Solar untuk nelayan di sana.
“Sedangkan nelayan Serasan sangat berharap akan kesediaan Solar satu harga,” kata sumber awak media ini yang namanya enggan disebutkan namanya, Ahad (27/03/2022).
Kata dia, SPBU ini hanya beroperasi tidak pernah lebih dari 3 hari setelah pompong angkut minyak datang.
Apakah karena memang minyaknya kurang atau ada kekeliruan dlm penyaluran?
“Sehingga sering nelayan harus pulang dengan membawa gerigen/Ken kosong,” sebutnya kecewa.
Hal senada juga dikatakan Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Natuna Fadhillah saat dikonfirmasi oleh awak media ini.
“Paling lama 2 hari Solar lenyap di SPBU itu,” ucapnya.
Bang Loh sapaan akrabnya Ketua MPC PP itu sangat heran, setiap pompong yang datang, Solar pun “Hilang”.
“Jadi, pas nelayan nak beli minyak solar, dah kosong. Pulang lah dengan kekecewaan,” ungkapnya.
“Masyarakat taunya SPBU itu milik salah satu Anggota DPRD Provinsi Kepri Dapil Natuna inisial HC,” pungkas Bang Loh.
Sementara, HC saat dicoba awak media ini menghubungi lewat ponselnya tidak aktif, sehingga berita ini diposting. (*)
Penulis: Era