Kisah Cinta Lis-Weni: Tak Lekang Oleh Waktu dan Bersemi Sampai Kini

by -62 views
Pasangan Suami-Istri, Lis Darmansyah dan Yuniarni Pustoko Weni
Pasangan Suami-Istri, Lis Darmansyah dan Yuniarni Pustoko Weni

Tanjungpinang, (digitalnews) – Kisah cinta Lis Darmansyah dan Yuniarni Pustoko Weni, dua putra-putri anak asli Kepulauan Riau (Kepri) yang hidup bersama selama 27 tahun.

Mereka berdua, memiliki kisah cinta yang penuh dengan kehangatan dan romantisme.

Lis dan Weni, menikah pada 15 November 1997. Sebelum ikatan pernikahan dilaksanakan, 18 Maret di tahun yang sama, dilakukan pengikat tanda atau tunangan.

Namun, cerita cinta mereka dimulai jauh sebelum itu. Seolah ditulis dalam takdir yang penuh dengan kisah romantisme. Semuanya dimulai dengan sebuah pertemuan tak terduga yang berubah menjadi awal dari cinta sejati.

Sebelum mengenal Lis, Weni, yang saat itu bekerja sebagai resepsionis di sebuah hotel di Tanjungpinang, menarik perhatian pemuda asli Kota Gurindam itu.

Saat itu, ketika Lis berkunjung ke hotel tersebut, untuk menemui seorang teman yang tengah mengerjakan proyek PLN.

Dari perkenalan yang singkat, Lis langsung merasa nyaman dengan karakter Weni. “Bahasa perempuan itu enak, menyejukkan,” kenang Lis, saat ngobrol santai bersama awak media, beberpa hari lalu.

Menurutnya, cara bicara Weni yang tenang dan bijaksana, membuatnya merasa terhubung saat itu. Di hari kedua, setelah perkenalan, Lis mengajak Weni makan malam di akau, sebuah lokasi kuliner di dekat klenteng.

Di tengah suasana santai, Lis langsung menyampaikan niat seriusnya. “Saya bilang, saya tidak cari pacar. Saya cari istri. Mau tidak?,” ujar Lis, mengingat momen itu.

Meski Weni terdiam, Lis menganggap diamnya sebagai jawaban setuju. Dua hari kemudian, Lis pun mengajak abangnya, yang kini menjabat sebagai Kapolda Kepri, Irjen. Pol. Drs. Yan Fitri Halimansyah, untuk melamar Weni secara resmi.

Lis, yang belum mengenal keluarga Weni, merasa perlu untuk bertemu dengan orang tua wanita pujaanya itu terlebih dahulu.

Namun, ibunya Weni terkejut dan meminta Lis berbicara dengan paman Weni, mengingat ayah Weni sudah tiada.

Pertemuan antara Lis dan keluarga Weni terjadi pada Rabu di bulan Juni 1996. Meski terkesan mendadak, Lis dengan yakin mengutarakan niatnya.

“Saya bilang, kalau anaknya mau, tidak ada masalah,” sebutnya, saat itu.

Meski demikian, proses hubungan mereka (Lis-Weni.red), menuju jenjang pernikahan, tidak berlangsung begitu cepat. Karena Weni, menginginkan waktu untuk lebih mengenal Lis.

Seingat Weni, hubungan mereka sempat terputus, karena Lis sering keluar kota dan hilang komunikasi.

Bahkan, Weni mengungkapkan bahwa selain Lis, ada dua pria lain yang juga menunjukkan ketertarikan padanya.

Namun, Lis tidak menyerah. Setiap hari, Lis menunggu Weni pulang kerja, bersaing dengan banyak orang untuk mendapatkan perhatian Weni. “Dia itu tukang lobi, jago gombal,” ucapnya, sambil bercanda.

Akhirnya pernikahan pun terlaksana. Selama 27 tahun pernikahan, mereka tidak lepas dari tantangan. Konflik rumah tangga tentu ada, namun keduanya sepakat bahwa kunci keberhasilan adalah saling mengalah dan memahami satu sama lain.

Meski pun sibuk dengan tanggung jawabnya kepada masyarakat, Lis selalu menomorsatukan keluarga. “Dia pekerja keras, tapi keluarga tetap jadi prioritas,” kata Weni.

Lanjut Weni, jadwalnya padat dari pagi hingga malam, lelaki pujaanya itu tetap meluangkan waktu untuk keluarganya. “Yang pasti, keluarga nomor 1,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Lis tidak hanya menjadi pemimpin bagi masyarakat. Tetapi, juga menjadi tempat curhat bagi banyak orang, termasuk dalam hal masalah pribadi mereka.

Sementara, kisah cinta dan komitmen mereka (Lis-Weni), menjadi contoh, sebagaimana pasangan dapat bertahan dan saling mendukung, tidak hanya dalam urusan pribadi, tetapi juga dalam mengabdi kepada masyarakat. (*)

Penulis: Red

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.