Karimun, (digitalnews) – Setiap hari laki-laki dengan ciri khasnya mengenakan topi ini keliling Pulau Kundur menjajakan Telur Puyuh.
Dengan mengendarai sepeda motor bututnya, laki-laki yang diperkirakan usianya sudah tidak muda lagi ini menawarkan telur puyuh yang dia bawa dari rumah ke rumah.
Sebungkus yang berisi 20 butir Telur Puyuh dia jual seharga dua puluh ribu rupiah.
Hujan panas tidak peduli. Yang penting Telur Puyuh yang ia jual hari itu bisa habis dan mendapatkan sedikit uang untuk istri dan lima orang anaknya yang begitu setia menunggunya di rumah.
Namun laki-laki yang diketahui bernama Amin berusia 52 tahun, tidak pernah menyerah. Terus keliling Pulau Kundur setiap hari menjajakan dagangannya. Ia terus telusuri jalan dan gang demi istri dan si buah hati.
“Penghasilan tidak menentu. Kadang banyak kadang ya sedikit. Saya hanya bisa mensyukuri saja dari hasil usaha yang saya lakukan,” kata Amin ketika ditemui di Tanjung Belian, Kundur, Kabupaten Karimun, Rabu (25/11/2020) lalu.
Meski penghasilan tidak menentu namun dari hasil penjualan Telur Puyuh yang Amin lakoni, mampu menguliahkan dua orang anaknya. Anak pertamanya bernama Muhammad Ilham sudah semester akhir di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Abdurrahman Tanjungpinang.
Saat ini Ilham sedang menyusun skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan Sarjana strata satu. Anaknya yang nomor dua bernama Dina Amaliah dan baru saja diwisuda di Poltekkes Tanjungpinang.

Sementara tiga orang anaknya yang lain masing-masing masih sekolah di SMK, SLTP dan SD. “Saya bersyukur bisa menguliahkan dua orang dengan hasil keringat ini. Saya hanya ingin anak-anak punya masa depan yang lebih baik,” sebutnya.
“Saya tidak mengapa banting tulang setiap hari dengan menjual Telur Puyuh. Bagi saya yang terindah dalam hidup ini bisa melihat mereka tersenyum dan bahagia,” tambah Amin walau pun tampak matanya sedikit berkaca-kaca.
Bagi Amin yang berkulit sawo matang ini, hidup hanya sebuah perjalanan yang sudah ditentukan. Apa yang ia jalani saat ini merupakan sebuah realitas kehidupan yang tidak perlu disesali.
“Saya nikmati saja. Susah dan bahagia itu sudah ditentukan. Yang penting kita tidak boleh menyerah dengan keadaan,” tuturnya pelan.
Amin tidak lupa mensyukuri pencapaian yang sudah diraihnya. Meski dalam kondisi yang pas-pasan namun sudah mampu membiayai dua orang anaknya di perguruan tinggi.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Ansar Ahmad. Karena ketika beliau jadi Bupati Bintan dulu telah mempelopori berdirinya STAIN Abdurrahman, tempat di mana anak saya bisa kuliah,” ungkap Amin yang selalu memakai masker Ansar-Marlin Amanah Negeri (AMAN).
“Beliau orang baik. Saya do’akan semoga Allah memudahkan segala usaha dan upaya Pak Ansar dalam perjuangannya menuju kursi Gubernur Kepri,” tutupnya. (**)
Penulis: Red