Tanjungpinang, (digitalnews) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang menggelar Pameran Temporer Tahap II “Jalur Rempah” di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Selasa (08/11/2022).
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang Meitya Yulianty kepada awak media usai pembukaan pemeran itu.
“Pameran Temporer Tahap II ini dilaksanakan mulai hari ini sampai 12 November 2022,” ujarnya.
Meitya menjelaskan, pameran temporer ini adalah pameran bersama, kolaborasi museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dengan beberapa instansi di kota ini, yakni Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV, Pusat Lembaga Bahasa Provinsi Kepri, Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Dinas Perpustakaan dan Arsip Pemprov Kepri dan Kota serta Museum Bahari.
“Pameran ini adalah dukungan kita untuk jalur rempah sebagai warisan dunia (world heritage) yang memperkuat diplomasi Indonesia sekaligus sebagai poros maritim dunia,” terangnya.
Ia berharap, melalui pameran bersama ini, di tahun 2024 nendatang, jalur rempah diakui Unesco sebagai warisan budaya dunia.
“Di samping itu, pameran ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa untuk berkunjung sambil menggali informasi di museum ini,” ungkapnya.
Sebelumnya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemko Tanjungpinang Bambang Hartanto membuka secara resmi Pameran Temporer tahap II “Jalur Rempah, pagi.
Bambang menyampaikan Musem Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah ini, tidak hanya sebagai wadah penyampaian informasi terkait koleksi yang menceritakan sejarah, budaya, dan tradisi kota Tanjungpinang. Tapi, juga menjadi pusat informasi sejarah perjuangan bagsa di masa lalu hingga sekarang.
Menurut Bambang, pameran jalur rempah yang dilaksanakan museum bekerja sama dengan beberapa instansi vertikal di Tanjungpinang ini, akan memberikan informasi kepada masyarakat tentang kehadiran para pedagang yang membawa komoditi rempah dari berbagai kepulauan di nusantara yang terlibat dalam lalu lintas maritim di masa lampau, sehingga menjadi salah satu jalur budaya.
“Sebagai masyarakat, sudah menjadi tugas kita semua untuk selalu memastikan kelestarian nilai-nilai dan tradisi lokal melalui pameran temporer bertajuk jejak kejayaan jalur rempah Semenanjung Riouw,” pungkasnya. (*)
Penulis: Era