Tanjungpinang, (digitalnews) – Terkait menumpuknya stokfile bijih bouksit pasca tambang di Provinsi Kepri khususnya di wilayah Pulau Bintan (Tanjungpinang-Bintan.red) menjadi sorotan LSM Gapalih Kepri.
Hal ini dikatakan langsung oleh Direktur Executive LSM Gapalih Kepri Jufrianto kepada awak media ini, Jum’at (19/05/2023) sore.
Jufri juga menyebutkan, setelah ditutupnya kran ekspor bijih bouksit ke luar negeri telah banyak menyisakan stockpile bijih bouksit yang tak bisa untuk dijual.
“Dengan kata lain, tidak ada pengusaha yang memiliki izin atau tidak diberi izin oleh kementerian ESDM sehingga stockpile tersebut boleh dikatakan tidak bertuan,” ujarnya.
Jufri atas nama LSM Gapalih sanggat mendukung bila ada satu pengusaha untuk mengelola sockpile bijih bouksit tersebut dijadikan nilai ekonomis atau dijual ke smellter yang sudah ada.
“Hal ini bila dilakukan maka ada pergerakan ekonomi di masyarakat serta terbukanya lapangan kerja non permanen tapi dapat untuk memberi sedikit pendapatan bagi masyarakat pasca Covid 19,” sebutnya.
Selain itu, lanjut Jufri, dengan diangkutnya stockpile bijih bouksit yang ada akan menambah indahnya lingkungan pasca tambang sehingga dapat ditanam kembali sebagai penghijauan.
“PT.BAI adalah perusahaan smellter bijih bouksit yang berada di Galang Batang dapat menampung sotockpile yang ada dan dapat membeli stockpile tersebut,” ungkapnya.
Dari pada terbiar begitu saja, tambah Jufri, alangkah baiknya dijadikan nilai ekonomi sehingga dapat memberi pemasukan untuk negara, daerah dan masyarakat.
“Saya minta pemerintah dapat segera membuat regulasi tentang pengelolaan stockpile bijih bouksit yang ada di Provinsi Kepri khususnya di Pulau Bintan,” pungkasnya. (*)
Penulis: Era